Saturday, May 20, 2006

Jangan Tanyaken? Kenapa?

Berawal dari keinginan untuk "berbicara" tentang peristiwa masa lalu. Bukan untuk mengungkit kembali ataupun berkeinginan memiliki masa-masa itu kembali...jelas tidak!...hanya ingin berbagi.

Saya bahagia pernah memiliki masa-masa itu dan tak pernah menyesalinya sampai saat ini. Masa-masa itu bagi saya adalah sebuah perjalanan kehidupan yang bisa saja dialami juga oleh orang lain. JANGAN TANYAKEN? KENAPA? Apa yang terlihat baik menurut mata manusia, belum tentu baik juga menurut Pemilik mata yang sejati...begitu juga sebaliknya. Dan tak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini tanpa meninggalkan hikmah. Sayangnya tak banyak yang menggali hikmah tersebut, sebagian besar hanya sibuk meratapi (bila itu adalah sebuah kehilangan) dan lupa diri (bila itu adalah sebuah ujian kesenangan). Semoga saya tidak termasuk yang sebagian besar itu. Kadang keobjektifitas dalam memandang suatu persoalan tertutupi oleh yang namanya EMOSI. Saat emosi bermain, akal sehat seakan hilang entah kemana. Mungkin ini pula penyebab masa lalu seakan-akan dipenuhi oleh air mata dan kesedihan. Kunci dari bahagia adalah berhenti memikirkan hal-hal di luar kekuasaan kita.

Saya percaya "Jauh di mata dekat di hati"...dulu dan sampai saat ini (sekali lagi tak ada maksud untuk mengulang masa-masa itu lagi). Dulu, saya memang pernah mengingkari ini. Tapi percayalah, itu hanya karena emosi (biasa...usia muda). Pengalaman ternyata jauh lebih ampuh mengajarkan apa yang harus dirasakan dibandingkan doktrin apapun. Bisa jadi ini juga akan di-amin-i oleh seorang anak yang sudah kehilangan orang tua. Sejauh apapun rentang waktunya, almarhum atau almarhumah akan tetap ada di hati anaknya masing-masing.

Saya baik-baik saja. Saya yakin Allah takkan pernah memberikan kita suatu keadaan yang kita tidak sanggup untuk melewatinya. Layaknya ujian bagi anak sekolah. Soal-soal yang diujikan untuk tingkat SMA adalah yang sesuai bagi porsi tingkat SMA dan tidak akan mungkin melebihi tingkatan tersebut (kecuali peserta kelas akselerasi tentunya). Dan ujian itu untuk apa sih... ya untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Begitu pula perumpamaan untuk ujian-ujian kehidupan. Memang ada air mata, tapi yakinlah bahwa saya baik-baik saja. Masih banyak orang diberi ujian yang jauh lebih berat dari yang saya alami dan mereka tidak terpuruk. Saya juga semoga tidak seperti itu.

Saya percaya...

4 comments:

Anonymous said...

Bu Yus ini kerapkali menekankan di beberapa tulisannya bahwa "Saya baik-baik saja", bahkan ada tulisan yang memang dikhususkan utk menyampaikan keadaan itu... Karena saya tidak mengenal nya membuat penasaran.. apa sih yang telah dialaminya yang demikian "hebat" hingga ia harus menyampaikan beberapa kali bahwa "Saya baik-baik saja".

Atau ada seseorang/s yang sll mengkhawatirkannya seraya bertanya bagaimana kabarnya???...

Semoga kamu memang baik-baik... (tidak pakai saja)

Anonymous said...

R-A-H-A-S-I-A duongggg....(^_^)

Anonymous said...

Ksaya Amau Sdong Ikenal Handa Bapa Oboleh Ckenal Olebih Rdari Asekedar Ntulisan dongs....

Anonymous said...

Yah...baru mau nanya, ga boleh.. :(