Monday, April 26, 2010

My mom_the everlasting learner

My mom says, ndak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Semua hal bisa dipelajari. Sesuatu yang tadinya kita sama sekali tidak berpengetahuan tentangnya, bisa dipahami dengan mencari tahu; via membaca, bertanya, atau learning by doing. Dan bukan sekadar kata, beliau sudah membuktikannya.

Di tahun 2004, beliau merencanakan membuat kos-kosan. Katanya biar rumah ndak terlalu sepi sepeninggal bapak (padahal sih ada kos-kosan juga ndak jamin rumah jadi rame, wong yang kos juga karyawan yang pergi pagi pulang malam..:D). Amazing aja lihat beliau mulai corat coret, baca sana baca sini, hitung sana hitung sini, bikin sketsa, sampai mencari pemborong yang bakal mengerjakan tu rumah. Pokoknya beliau berprinsip, punya kos-kosan tapi semuanya tetap merasa nyaman dan ndak terganggu dengan kehadiran orang lain. Tiga tahun kemudian, giliran rumah kami yang mau direnovasi. Beliaulah yang tetap memegang peranan. Yang ini pasti lebih rumit ya dibanding membangun kos-kosan. Beliau juga yang membuat sketsa rumah lengkap, dari depan sampai belakang.

Sekarang beliau lagi senang-senangnya mengerjakan soal-soal matematika. Kemarin sempat minta dibeliin buku matematika kelas VII dan VIII. Setelah pulang mengajar, pasti langsung dikerjain soal-soal yang ada di buku-buku itu. Soal-soal Olimpiade untuk SD juga ndak ketinggalan dikerjakan. Beliau bilang, jarang ada seminar atau pelatihan untuk guru kelas I SD. Jadi untuk menambah kemampuan, beliau memilih belajar sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang levelnya jauh di atas yang beliau ajarkan kepada murid-muridnya. Beliau juga pernah kursus bahasa Inggris di LIA (sempat satu kelas sama teman SMA nya adeku...:D). Pernah juga pingin kursus nyetir, tapi ndak jadi karena ternyata ada yang ndak bisa ditinggal di rumah.

Apakah sejak menikah, beliau sudah seperti itu? Mengambil inisiatif dalam banyak hal di keluarga kami. Ndak juga ternyata. Dari cerita-cerita beliau yang kudengar belakangan, sebenarnya bapak lebih dominan..sangat malah. Dalam hal-hal kecil, seperti membeli perabot rumah misalnya, bapak lebih suka memberi "kejutan". Tiba-tiba sudah beli aja sendiri, siap diantar ke rumah :). Jadi keputusan itu lebih banyak ada di tangan bapak. Mungkin...segala potensi yang beliau punya tenggelam di balik dominasinya bapak...hahaha. Dan, keadaanlah yang akhirnya membuat beliau kini mampu mengambil hampir semua peran kepala keluarga. Sehingga muncullah potensi-potensi yang selama ini masih terpendam. Malah beliau berencana membuat TK di rumah selepas pensiun akhir tahun ini.

Bu, semoga Allah meridhoi dan memudahkan segala usahamu, mengabulkan doa-doa dan keinginanmu, membahagiakanmu dunia akhirat...Amiiinn




*Kok ndak nurun ke anaknya ya....:P

Saturday, April 24, 2010

Mulutmu Harimaumu...

Peribahasa ini rasanya bisa menggambarkan kejadian heboh (lagi-lagi) yang melanda negeri ini setelah bentrok priuk beberapa waktu yang lalu. Dipicu oleh omongan seseorang yang kebetulan WNA, kepada bawahannya yang adalah WNI. Omongan itu dianggap melecehkan harga diri bangsa, sehingga mengundang solidaritas warga bangsa yang lain. Yang berujung pada perusakan dan pembakaran beberapa fasilitas di kompleks galangan maritim terbesar di Asia yang terdapat di Batam oleh para pekerjanya sendiri.

Mungkin juga peristiwa itu akumulasi dari kekecewaan pekerja lokal terhadap pekerja asing yang ada. Susah sih untuk melihat siapa yang benar, siapa yang salah. Masing-masing ada perannya sehingga peristiwa itu bisa terjadi. Sebagai pekerja asing yang kebetulan mencari nafkah di negeri orang, bersikaplah sebagai tamu yang baik sehingga akan disambut baik juga oleh tuan rumah. Tamulah yang harus menyesuaikan diri dengan tuan rumah. Kalau ngomongin masalah tamu dan tuan rumah bisa panjang nih urusannya....bisa curhat colongan lagi..:D.

Dalam keadaan normal (baca: suasana hati lagi adem ayem) saja, terkadang kita bisa salah omong yang berujung kesalahpahaman, apalagi dalam keadaan emosi. Bisa melantur kemana-mana tuh, ndak lagi sesuai substansi. Jadi, intinya sih PENGENDALIAN DIRI. Self management saat sedang marah. Kalau memang ndak bisa menahan diri dari mengeluarkan kata-kata hinaan atau yang berpotensi menyakiti, melenceng dari substansi, yaaa....mbok yao..lebih baik diam aja dulu...cooling down.



*unfinished...bingung endingnya soale...;))

Tuesday, April 20, 2010

Keep smiling ^.^

Sebenarnya belum tahu sih mau menulis apa, tapi beneran deh pingin buat tulisan. Ada masanya memang ketika menulis itu menjadi sebuah hal yang mudah. Tanpa harus mengerutkan kening, ndak mesti menyendiri, dan tanpa coret sana coret sini. Semuanya mengalir begitu saja dan jadilah tulisan dengan beragam tema. Tulisan bagus ataupun jelek, yang jelas I always likes my writing. I'm the biggest fan of my writings :D.


Tapi kini, menulis menjadi hal yang sangat sulit. Lihat saja, selama dua bulan terakhir cuma ada dua tulisan baru di blog ini. Itu pun bukan tulisan yang serius. Tulisan terakhir cuma beberapa kalimat, yang juga cuma menuliskan niat mau menulis (dalam mimpi :P). Adapun tulisan sebelumnya, cuma copy paste tentang "Kematian".

Sebenarnya pingin banget menulis tentang what I feel now. Tapi kenapa susah banget ya. Padahal, di luar sana banyak orang yang mudah mengumbar apa yang dirasakan di ruang publik, seperti FB misalnya. Seperti buku yang terbuka, semua orang yang sebagian besar kita kenal dan mengenal kita (baik yang peduli ataupun tidak), bisa mengetahui apa yang kita rasa. Hiii...syerem juga ya kalau begitu.

Blog juga ruang publik sih. Tapi bedanya tidak semua orang yang mengenal dan kita kenal bisa mengakses blog kita. Kalau menurut ku sih blog itu ruang publik yang private. Jadi merasa lebih nyaman aja sharing di blog, dibanding ruang publik lainnya.

I'm not alone... tuh kan giliran mau menulis tentang tema "yang entah kapan akan berakhir" itu...susah banget mulainya. Bukannya ndak resah, tapi...jangan-jangan masanya udah lewat lagi..:D. Sudah jarang pula nangis bombay pas motong bawang bombay...:)).

More accept... setiap resah itu hadir, terlintas teman-teman yang juga punya resah yang sama. Dari segi lamanya hidup di dunia, mereka lebih lama memang (intinya sih, penghalusan dari banyak kok yang umurnya lebih....:P).

Deal with ourself...yang sulit adalah berdamai dengan omongan-omongan yang cenderung bernada negatif tanpa memberi solusi apapun. Nha..yang seperti itu tuh yang membuat semuanya lebih rumit dibanding menyelesaikan rubic...;)).

Tapi yaa...memang harus dijalani. Tidak mudah memang, tapi juga bukan sesuatu yang suliiiitttt banget. Mudah-mudahan tetap berada di track yang benar. Keep smiling, Han....^.^

Monday, April 12, 2010

Sitting here...late at night...seeing my pink kamboja from my window...trying to write something...sound of a motorcycle...sound of "mie tek-tek"...te' padang...breeze...and hooaaamm..I finally write in my dream...