Monday, June 6, 2011

Old song....

Let's not cross that line...

Friday, February 11, 2011

110211

Taken from: Kolom Hikmah Republika

Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bertemu dengan Nabi Sulaiman AS. Ia datang dengan bentuk manusia sehingga tak seorangpun yang mengetahui kedatangannya selain Nabi Sulaiman. Saat itu Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan beberapa orang sahabatnya. Saat malaikat maut hendak pergi, ia memandang salah seorang sahabat Nabi Sulaiman dengan pandangan yang aneh, lalu pergi.

Setelah malaikat maut pergi, sahabat Nabi Sulaiman itu berkata, "Wahai Nabiyullah, mengapa ia memandangku seperti itu?" jawab Nabi Sulaiman, "Ketahuilah, dia itu malaikat maut." Kemudian sahabat Nabi Sulaiman itu berkata, "Wahai Nabi, tiupkanlah angin dengan kencang sehingga angin itu membawaku ke puncak negeri India. Sesungguhnya aku berfirasat buruk."

"Apakah engkau akan lari dari takdir jika maut akan menjemputmu?" tanya Nabi Sulaiman. "Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk mencari sebab-sebabnya. Dan aku yakin bahwa engkau akan mengabulkan permintaanku. " kata sahabat Nabi Sulaiman itu. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan kepada angin untuk membawanya ke tempat yang diinginkan.

Selang beberapa saat malaikat maut datang, Nabi Sulaiman bertanya, "Apa urusanmu dengan salah seorang sahabatku, mengapa engkau pandangi dia seperti itu?" Malaikat maut menjawab, "Aku memandanginya seperti itu dikarenakan ia tercatat di daftar kematian bahwa ia akan mati di negeri India. Aku heran, bagaimana ia dapat pergi ke sana sedangkan ia ada bersamamu? Kemudian, di tempat yang telah di tentukan, pada waktu yang telah digariskan, kulihat ia datang kepadaku dan kucabut nyawanya."

"Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya" (QS al-A'raf:34).

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS an-Nisa:78).

Karenanya, "Bersegeralah beramal sebelum datang 7 perkara; kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan." (HR Tirmidzi).

Friday, December 10, 2010

Si Paman itu...

Saya pertama kali kenal dengan dia itu 13 tahun yang lalu. Dia termasuk satu dari beberapa teman se-angkatan yang menjadi 'artis' ordik_dengan gaya 'enam-enam'-nya itu (untungnya saya ga harus nyebutin asal SMA saya 55 dengan gaya 'enam-enam'-nya itu..hehe).Dia itu lucu, kocak, nyenengin, baik hati, ga pernah marah...easy going lah pokoknya. Dia itu termasuk geng 02_yang kalau pulang kuliah naik angkot merah 02 dari Gerbatama sampai rumahnya di daerah Pondok Labu. Dari awal kuliah, saya dan beberapa teman perempuan yang lain termasuk yang sering hang out bareng dia dan anggota geng 02 lainnya. Biasanya jalan ke Mall Depok, Plaza Depok, tapi seringnya si ke Cinere Mall (mungkin sekarang nama-nama mall itu sudah pada berubah kali ya...:)). Dia juga tu yang pertama kali ngajakin makan Pangsit 'Jorok' di Pasar Pondok Labu. Mie ayam biasa sebenarnya, cuma emang porsinya lumayan banyak dan kenapa dibilang Pangsit 'Jorok', karena emang tempatnya di pojokan pasar yang rada becek kalau hujan, tapi enak...masalah kebersihan mah...ga tau deh...hehehe. Kadang kita juga suka minum es kelapa di turunan Pasar Lenteng atau ngebakso di kelurahan (dekat rumahnya bang lala).

Dia termasuk sosok yang terbuka, kita sering main ke rumahnya...kenal dengan ibu dan kakak-kakaknya yang juga ndak kalah nyenenginnya dari dia. Di rumah dia dipanggil dengan sebutan 'paman'..ndak cuma sama keponakannya tapi semua anggota keluarganya juga memanggil dia dengan sebutan itu. Akhirnya kita pun mulai memanggilnya dengan sebutan itu juga. Dia dan geng 02-nya termasuk yang pertama kali main ke rumah saya...ngerjain tugas Kartografi kalau ndak salah. Dia teman yang rajin kuliah, rajin ngerjain tugas (bareng) juga. Kita juga beberapa kali ke British Council, cari buku-buku referensi untuk tugas kuliah (gayanya....sampe bikin kartu anggota segala, padahal tu buku-buku kan 'bule' semua...hehehe). Yang ndak pernah ketinggalan ke manapun dia pergi ya handuk putihnya itu...karena dia suka berkeringat lebih (jadi kaya abang-abang jualan deh, berkalungkan handuk putih...ndak tau juga tu handuk cuma satu-satunya atau dia punya lusinan...hahaha...ndak pernah nanya soalnya).

Yang ndak akan terlupakan itu sifatnya yang helpful...yang paling berkesan waktu dia jadi 'sukarelawan' yang menemani saya survei skripsi di Sukabumi. Masih ingat dia dan satu teman cowo lagi rela duduk di atas mobil 'elep' barengan sama barang-barang penumpang yang lain, karena di dalam sudah penuh dan itu angkutan umum terakhir di hari itu. Handuk putihnya yang diikatkan di kepala setia menemani sepanjang Ciwaru-Pelabuhanratu. Setelah lulus kuliah, saya dan dia jarang bertemu, paling di kondangan atau saat ada acara-acara angkatan...buka puasa bersama atau halal bihalal. Dia termasuk yang rajin datang kondangan teman se-angkatan, hampir di setiap foto bareng wed couple, dia ada...(barengan sama soulmate-nya_bang lala). Terakhir ketemu itu di acara buka puasa bersama tahun 2009, dia datang bareng sama pacarnya. Di acara itu, kita sekalian arrange tanggal untuk acara halal bihalal. Karena tanggal yang ditentukan masih di bulan yang sama, saya sempat ngomong ke dia, 'masa iya sebulan 2 kali ketemu elo ya, man'..hehe.. dia cuma ketawa aja (no heart feeling_dia ndak pernah marah, sering diledek tapi ndak pernah di masukin hati).

Di akhir tahun 2009, saya membuat satu kumpulan foto full team satu angkatan, 14 perempuan dan 25 laki-laki. Ternyata saya ndak masukin foto dia (tersadar setelah diingatkan seorang teman). Kok bisa ya...padahal koleksi foto dia di saya itu lumayan banyak. Untungnya dia ndak punya akun FB (tempat saya upload foto itu). Ndak enak banget pasti kalau dia tahu saya lupa masukin foto dia di foto full team angkatan (tapi yakin...kalau dia tahu pasti ndak akan marah..paling dia cuma cengar cengir dengan senyum khasnya itu...hehe). Pertanda atau bukan....entahlah

Hampir 10 bulan yang lalu, tepatnya 11 Februari 2010...sore-sore...kabar duka itu datang. Kaget banget, ndak percaya karena emang ndak pernah dengar dia punya penyakit yang lumayan berat. Emang sih dia pernah opname karena DBD, typhus...tapi ndak nyangka aja.
Ah paman...good man die young.


*tulisan yang tertunda lamaaaa....

Tuesday, November 30, 2010

Kematian adalah sesuatu hal yang misteri
Tak ada satupun yang tahu kapan, di mana, dan bagaimana kematian itu menjemputnya
Kematian pasti akan datang pada setiap yang bernyawa
Kematian bukanlah AKHIR dari kehidupan
Kematian adalah AWAL dari kehidupan yang abadi
Kematian adalah gerbang penentu kebaikan dan keburukan
Kematian adalah gerbang penentu kebahagiaan dan penderitaan
Kematian adalah gerbang penentu keimanan dan kekufuran
Kematian adalah kehilangan

Ialah pemutus hubungan, cita-cita, impian, dan harapan
Kematian adalah awalan
Awal dari sebuah perjalanan
Perjalanan tanpa berkesudahan
Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan ditolak
Karena semua yang berasal dari-Nya pasti akan kembali kepada-Nya.

Friday, November 26, 2010

Nice quote from Mario Teguh...

Orang yang semena-mena
tidak harus orang besar, kaya,
dan berkuasa.

Orang yang sangat kita kasihi
...
tapi yang bicara sembarangan,
menyepelekan pendapat dan
mengabaikan harapan kita,
dan melukai kerinduan kita
untuk merasa diutamakan,
adalah orang yang paling kejam.

Tidak ada siksaan dari manusia
yang lebih pedih daripada
kesemena-menaan orang
yang kita kasihi.

Bersabarlah

Tuhan menyelamatkan hati yang sabar



Mario Teguh


#terkadang deraan fisik lebih dilihat sebagai perilaku yang kejam dan semena-mena. tapi sering kali kita menafikan sikap, perilaku, atau perkataan kita yang melukai hati orang lain. hati orang-orang yang dekat dengan keseharian kita. tanpa sadar kita sering menafikan arti kita untuk orang lain, tak sadar bahwa setiap sikap, perilaku, dan perkataan kita akan membekas di hati.

Wednesday, November 24, 2010

Sebatas bagi-bagi henpon.....

Salah satu solusi instan pemerintah menyikapi penyiksaan lagi dan lagi terhadap TKW di luar negeri adalah masing-masing tenaga kerja migran tersebut akan dibekali henpon agar mereka lebih mudah meminta pertolongan bila menerima perlakuan semena-mena dari majikannya. "Bagi-bagi henpon ya"...mbok ya memikirkan solusi preventif gitu lho. Mencegah bagaimana caranya pekerja migran tidak diperlakukan semena-mena di negeri orang. Sekujur lubuh luka, disiram air panas, dipukuli, dll trus dikasi henpon gitu buat lapor.....plis dech!! Lagian emang tu henpon ndak akan disita gitu sama majikan....paspor aja ditahan apalagi alat komunikasi.

Tega memang perlakuan orang-orang yang tidak sebangsa dengan kita itu terhadap pekerja migran. Di luar batas perikemanusiaan dan keadilan. Tapi sebenarnya perlakuan orang kita juga ndak kalah kok. Mulai dari pemotongan gaji yang cukup besar (untuk ganti biaya di penampungan katanya), mengirim tenaga kerja ke luar negeri tanpa skill yang memadai, ketika mereka pulang kembali ke Indonesia pun harus menghadapi rumitnya proses pemulangan sampai ke kampung halaman masing-masing.

Rasanya akan jauh lebih baik bila pemerintah menarik semua tenaga kerja migran (khususnya PRT) di negara-negara yang memiliki track record buruk dalam memperlakukan WNI. Pulangkan mereka dengan baik ke keluarganya, beri assesment kepada tiap kepala daerah untuk menciptakan lapangan pekerjaan di daerahnya masing-masing. Sehingga tak perlu masyarakatnya mempertaruhkan nyawa tuk menyambung hidup. Daripada tuk beli henpon, lebih baik dananya digunakan untuk membuat pabrik, membuka lapangan kerja untuk banyak orang.

Hidup adalah pilihan, tapi untuk sebagian orang, hidup tak pernah memberi pilihan yang ada hanyalah kebulatan tekad meski tanpa skill, memaksa diri meninggalkan suami dan anak-anaknya demi segenggam riyal atau ringgit..meski harus pulang dalam keadaan yang sangat memprihatinkan...:(

Tuesday, November 9, 2010

Sebelum lupa, tulis dulu..nti baru dibikin sambung menyambungnya...^o^..(klw sempat dan ingat..:D)

Life ends when you stop dreaming. Love ends when you stop caring. Friendship ends when you stop sharing. -Anon

Monday, August 2, 2010

Re-post

I should thanks Allah everyday, that during my "panic" time...I still have you...

Thank you my dearest friends...