Saturday, August 29, 2009

Kriteria bla...bla...bla

"Neng, ikut biro jodoh yuk..."

Itu kalimat pertama dari seorang teman lama yang disampaikan melalui pembicaraan telepon beberapa waktu yang lalu. Entah bercanda atau serius. Setelahnya, mengalirlah cerita tentang kegelisahannya berstatus lajang menjelang usia kepala tiga. Bla...bla...bla...Akhirnya diakhiri dengan ketidaknyamanannya dipanggil "ibu" (akhirnya tawa yang sepanjang pembicaraan tak terdengar, terdengar juga mendengar jawabanku, "Daripada dipanggil bapak, mending dipanggil ibu khan").

Hihihi...bisa-bisanya ngajakin ikutan biro jodoh. Selama ini pandangan pribadi tentang biro jodoh atau kontak jodoh seperti yang sering dilihat di majalah atau surat kabar terbitan ibu kota sepertinya gimanaaaaaa gitu. Ndak papa juga seh, khan jodoh bisa dari mana saja. Mungkin itu adalah salah satu sarananya. Tapi khan tidak semua orang bersedia mengiklankan dirinya sendiri.

Bingung juga ketika ditanya, gimana seh caranya tuk bisa terlihat sabar dan menerima keadaan yang rasanya belum sesuai dengan keinginan. "Ah qi, dirimu ndak tahu aja...di luar sana banyak kok yang merasakan kegelisahan yang sama (include me). You're not alone". Ada orang-orang yang memang bisa menyuarakan kegelisahannya kepada orang lain. Namun tak sedikit pula yang menyimpan kegelisahan itu untuk dirinya sendiri.

Andai saja dirimu tahu...

Tuesday, August 25, 2009

gaAdaide.com

Sunday, August 9, 2009

Yang pasti adanya...

Akan datang hari mulut dikunci, kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara, dari mulut kita
Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita, bila harinya
Tanggung jawab tiba...

Rabbana...tangan kami
Kaki kami mulut kami mata hati kami
Luruskanlah kukuhkanlah
Di jalan cahaya...sempurna
Mohon karunia kepada kami hamba-Mu yang hina

Lagu: Chrisye
Lirik: Taufiq Ismail

******

Bila takdir itu urung menghampiri, hari ini tepat 65 tahun usiamu.
Tanpamu, kami tetap berusaha menjadi anak yang baik. Menjaga hati kami, tangan kami, kaki kami, dan mulut kami agar tidak menjadi beban bagi kami dan bagimu di hari tanggung jawab nanti.
Tanpamu, kami tetap berusaha menjalin silaturahim dengan kerabat seperti yang dulu acap kau lakukan. Masih sangat jauuuuuuuuuh dari sempurna karena tetap masih ada kelalaian dan kekhilafan di sana sini. Tapi kami saling mengingatkan agar tetap ada di jalur yang benar.

Meski terasa pincang and sometimes I really need you so, karena ada peran-peran yang sulit tergantikan, tapi life must go on khan...
Itulah kehidupan...yang selalu berbatas dengan kematian, menandakan tak ada yang abadi di dunia ini, selain Pemilik Keabadian itu sendiri.

*Much pray for you and may Allah blessed you with khusnul khotimah...