Wednesday, May 10, 2006

Dialah malaikat itu

Saya memanggilnya mba Titi. Berbincang dengannya seperti sedang berbicara dengan sahabat lama.....menyenangkan....Tidak ada sedikitpun terlintas pikiran bahwa kita sedang berbicara dengan seseorang yang sedang diuji Allah dengan suatu penyakit yang membuatnya tidak berdaya tanpa bantuan orang lain. Mendengar celotehnya, tidak terbayang kehidupan seperti apa yang dijalaninya selama 18 tahun berbaring di tempat tidur. "Datang aja ke sini", itu jawabnya kepada orang-orang yang biasanya meragukan ceritanya.

Tidak ada sedikitpun kalimat gugatan (keluhan) yang terucap, seperti lazimnya orang-orang yang cenderung bercerita tentang kesedihan dan merasa menjadi orang paling malang sedunia. Yang terasa adalah rasa syukurnya kepada Allah yang semakin besar. "Saya tidak peduli dengan segala kehilangan yang saya alami, asal jangan kehilangan cinta-Nya Allah", begitu ucapnya ketika saya mempertanyakan caranya menjalani hidup. Banyak hal yang kita bicarakan, dan dia tak pernah keberatan menceritakan tentang penyakitnya. Ringan.....itu yang terasa ketika dia bercerita tentang segala beban hidupnya.

Mungkin mbak Titi termasuk yang mengimani bahwa: Orang mukmin menyatakan kegembiraannya dan menyembunyikan kesedihannya di dalam hati. Tidak banyak lagi kegiatan yang bisa dia lakukan, seperti dulu ketika masih sehat. Dengan segala keterbatasan yang dia miliki, saat ini dia sedang membuat buku tentang dirinya. Tidak banyak yang dia harapkan, bahkan sampai saat ini dia masih ragu untuk mempublikasikan ceritanya. Salah satu keinginannya dengan membuat buku tersebut adalah agar keluarga besarnya bisa mengetahui apa yang selama ini dia rasakan.

Ah mba Titi, mendengar suara dan cerita mba, saya jadi malu. Kadang, saya masih suka mempertanyakan kenapa begini...kenapa begitu.....ternyata rasa syukur saya masih sangat kurang.

1 comment:

Anonymous said...

subhanallah, terkadang orang2 di sekitar kita yg kita fikir tak berdaya, sebenarnya merekalah yang telah mengingatkan kita akan keberadaan Allah. ana jg punya pengalaman yg sangat menuai hikmah, seseorang yg cacat namun ketika ditanya, jawabnya "ana hanya ingin mereka yang melihat ana menjadi ingat akan keberadaan Allah"
bersyukur akan semua kenikmatan. Jika mereka yg memiliki kekurangan, kenapa kita yang sehat tidak bisa lebih baik? nice posting ukhti:)jazakillah