Saturday, April 24, 2010

Mulutmu Harimaumu...

Peribahasa ini rasanya bisa menggambarkan kejadian heboh (lagi-lagi) yang melanda negeri ini setelah bentrok priuk beberapa waktu yang lalu. Dipicu oleh omongan seseorang yang kebetulan WNA, kepada bawahannya yang adalah WNI. Omongan itu dianggap melecehkan harga diri bangsa, sehingga mengundang solidaritas warga bangsa yang lain. Yang berujung pada perusakan dan pembakaran beberapa fasilitas di kompleks galangan maritim terbesar di Asia yang terdapat di Batam oleh para pekerjanya sendiri.

Mungkin juga peristiwa itu akumulasi dari kekecewaan pekerja lokal terhadap pekerja asing yang ada. Susah sih untuk melihat siapa yang benar, siapa yang salah. Masing-masing ada perannya sehingga peristiwa itu bisa terjadi. Sebagai pekerja asing yang kebetulan mencari nafkah di negeri orang, bersikaplah sebagai tamu yang baik sehingga akan disambut baik juga oleh tuan rumah. Tamulah yang harus menyesuaikan diri dengan tuan rumah. Kalau ngomongin masalah tamu dan tuan rumah bisa panjang nih urusannya....bisa curhat colongan lagi..:D.

Dalam keadaan normal (baca: suasana hati lagi adem ayem) saja, terkadang kita bisa salah omong yang berujung kesalahpahaman, apalagi dalam keadaan emosi. Bisa melantur kemana-mana tuh, ndak lagi sesuai substansi. Jadi, intinya sih PENGENDALIAN DIRI. Self management saat sedang marah. Kalau memang ndak bisa menahan diri dari mengeluarkan kata-kata hinaan atau yang berpotensi menyakiti, melenceng dari substansi, yaaa....mbok yao..lebih baik diam aja dulu...cooling down.



*unfinished...bingung endingnya soale...;))

3 comments:

OG said...

...lanjutan....

Namun permasalahannya tidaklah semudah itu... mengendalikan diri dan menjadi "cool" terhadap sesuatu tidaklah selalu mudah.

Dilain pihak, sangat perlu sikap tenang dalam mendengarkan hal2 yg tidak sedap, klarifikasi, cek n ricek terhadap sbuah berita, berbaik sangka, dan tidak mudah terpancing juga menjadi sikap-sikap penting dalam terhindarnya bentrokan fisik yang hanya akan merugikan semua pihak.

Namun, manusia dan hidupnya memang diciptakan untuk seperti ini kan??? Jika Yang Maha Kuasa menghendaki kehidupan yang tenang, aman, dan penuh ketakwaan...pasti Ia hanya akan menciptakan malaikat sebagai mahluknya... Tapi apa indahnya melihat para ciptaannya berkehidupan yg statis tanpa dinamika dan riak2 sebagai bumbu????

Wallohu'alam bishowab...

buYus said...

masih "lumayan" keren aja tulisan lo.....:P

OG said...

hehehhe... mendingan lumayan lah dari ppada lu manyun.... :))