Friday, April 28, 2006

Nulis!!

"Do'ain ya." Kalimat itu jadi judul posting-an salah seorang teman kuliah di milis angkatan. Ceritanya dia ngabarin kalo ada anggota milis yang sedang menantikan kelahiran bayi mereka. Saya balas imel itu dengan kalimat yang intinya kalo saya mudah2an masih selalu ngedo'ain para penghuni milis tersebut, yang notabene adalah teman-teman kuliah saya dulu. Sejak saat itu, saya seperti memiliki alarm pengingat. Setiap saya mendo'akan bapak dan abak (almarhum), ibu, kakak, adik, nenek, orang-orang yang saya kenal, dan tak lupa mendo'akan diri sendiri, saya juga menyebut nama-nama mereka _teman2 kuliah_. Itulah kekuatan tulisan.

Seringkali niat untuk melakukan suatu kebaikan terlintas di hati. Tapi, tak jarang niat-niat itu terlupakan begitu saja karena kesibukan atau sebab-sebab lainnya. Dengan menuliskan niat itu di suatu tempat, biasanya memacu diri sendiri untuk melaksanakannya. Contohnya ya, cerita tentang teman kuliah di atas. Selama ini saya memang mendo'akan mereka, tapi ya.....tidak selalu, cuma kalo ingat (hehehe)!. Sekarang, saya seperti punya janji tuk selalu ngedo'ain mereka.

I'm fine, beneran.....trully.....

Monday, April 24, 2006

Hari Bumi

Hari Bumi pertama kali ditetapkan pada tanggal 22 April 1970 di Amerika Serikat, yang ditandai dengan aksi massal untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Apakah pemaknaan hari bumi dengan seremonial satu hari itu sudah dianggap cukup, padahal dalam setahun ada 365 hari.

Negeri kita mendapatkan kado khusus pada peringatan Hari Bumi kali ini. Berdasarkan hasil foto satelit Greenpeace, Indonesia sudah kehilangan 72% areal hutan yang dipicu oleh industri kayu yang sudah belasan tahun memasok permintaan kayu kualitas terbaik dengan harga murah dari Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan Cina. Indonesia berada di urutan pertama untuk negara dengan kerusakan hutan terparah.

Yang masih hangat adalah banjir bandang dan longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tanggal 20 April 2006 yang diakibatkan gundulnya hutan-hutan di kawasan tersebut. Penjarahan hutan di Trenggalek mencapai 22.500 hektar. Kerusakan hutan berdampak pada tingginya potensi banjir dan longsor yang melanda daerah-daerah sekitarnya. Selain menimbulkan korban jiwa, bencana akibat kelalaian manusia ini juga merusak puluhan rumah, fasilitas umum seperti rumah sakit, sarana telekomunikasi, dan pom bensin serta merendam ribuan hektar sawah siap panen dan hewan-hewan ternak.

Menurut data dari Depertemen Pekerjaan Umum, hingga 10 Januari 2006 sepanjang tahun 2005-2006, tercatat 39 kejadian banjir dan 10 kejadian tanah longsor. Jumlah korban meninggal 196 orang, 37 korban hilang, 33.787 diungsikan, dan 29 orang luka-luka.

Sebagian besar bencana alam yang terjadi di negeri kita, disebabkan karena kelalaian memelihara lingkungan. Yang harus diingat adalah apapun yang kita lakukan, baik atau buruk akan berimbas pada kita pribadi dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Boleh jadi, teguran berupa banyaknya bencana yang melanda negeri kita disebabkan keegoisan kita dalam mendiami bumi yang hanya satu dan satu-satunya ini.

Selamat Hari Bumi

Thursday, April 20, 2006

Perlintasan KA

Tahu berita kereta Pakuan yang menabrak Metromini berpenumpang di perlintasan rel Kalibata? Korban meninggal ada 6 atau 7 orang (saya lupa tepatnya) dan luka-luka 3 orang (termasuk bapak sopir metromini).

Kawasan Stasiun Kalibata, seperti juga kawasan-kawasan lain di Jakarta selalu macet. Penyebabnya bukan karena sarana jalan raya yang tidak mampu mendukung jumlah kendaraan atau aktivitas di atasnya, tapi lebih dikarenakan banyaknya angkutan umum yang ngetem. Terlebih bila turun hujan, macet makin menjadi karena ada genangan air di bawah fly over Kalibata yang dulu tak pernah ada saat fly over belum dibangun.

Seperti juga di perlintasan kereta api lain, di Kalibata pun ada warning horn yang selalu setia bersuara setiap ada kereta yang lewat. Kurang lebih seperti ini bunyinya: (maaf kalau salah, soalnya cuma mengandalkan ingatan pribadi)

Mohon perhatian para pengguna jalan raya.
Perlu kami beritahukan, sesuai dengan UU No 13 garis miring 92 tentang Perkeretaapian di Indonesia. Bahwa setiap pemakai jalan raya wajib mendahulukan jalannya kereta api. Palang pintu kereta bukanlah alat pengamanan utama dan bukan merupakan rambu lalu lintas. Tetapi hanyalah alat bantu untuk menjamin kelancaran perjalanan kereta api. Karena itu berhatilah-hatilah setiap akan melewati perlintasan kereta api. Di lokasi lain masih banyak perlintasan kereta yang tidak dijaga dan tidak berpintu. Oleh karena itu patuhilah rambu-rambu lalu lintas yang ada. Dengan mematuhi rambu yang ada berarti Anda telah menyelamatkan diri sendiri, keluarga, dan rekan-rekan Anda dari bahaya kecelakaan. Hingga saat ini telah banyak korban meninggal dunia sia-sia akibat kelalaian ketika melewati perlintasan kereta api. Terima kasih atas kedisiplinan Anda dalam berlalu-lintas, semoga selamat sampai tujuan.

Mungkin kesalahan terbesar bisa ditimpakan pada bapak sopir metromini yang nekad menerobos palang pintu padahal sudah jelas ada peringatan bahwa ada kereta yang akan lewat. Tapi keberadaan kendaraan lain di depannya yang tidak mau maju, walaupun sudah diklakson berkali-kali juga tidak bisa dianggap enteng. Kenapa kendaraan itu ga mau maju?? Pak sopirnya tidak tahu, atau di depannya ada kendaraan lain yang juga tidak mau maju?? Entahlah....

Kehidupan memang keras, dan yang menjalaninya terlatih menjadi keras juga, terlebih untuk orang-orang yang setiap hari berada di jalanan, seperti para sopir angkot. Sudah udara panas, banyak pengemudi yang juga panasan, harga bbm melambung tinggi, penghasilan pas2an atau bahkan nombok, serta banyak saingan. Itulah mungkin kenapa para sopir angkutan umum di Jakarta cenderung agak ugal2an, sedikit melanggar peraturan lalu lintas, berlama-lama ngetem di persimpangan jalan demi dua atau tiga penumpang.

Saya cenderung suka “memaafkan” perilaku para sopir angkot di jalan raya. Bukan karena setuju dengan tindakan mereka, tapi lebih kepada mengerti akan beban hidup mereka. Kalo mereka ngebut, ugal2an, atau bahkan berlama-lama ngetem, saya ga pernah ngomel dan cuma bisa berdoa supaya nyampe di tujuan dengan selamat dan pak sopir bisa memenuhi setoran.

Setiap hari, menuju tempat kerja, saya melewati 4 perlintasan kereta api, yakni Kalibata dan Pisangan. Mudah-mudahan yang baca tulisan ini, juga mau ngedo’ain saya supaya terhindar dari kecelakaan saat melewati perlintasan kereta api.

Lintasan Hati

"Tapi saya yang paling dekat dengannya"
"Cuma teman, dia pasti nganggap kamu cuma teman, ga lebih"
"Dia bilang ga mau kehilangan saya!"
"Bukan kita yang menentukan"
"Dia juga bilang kalo saya adalah yang terbaik yang pernah dia miliki"
"Mungkin kamu salah menafsirkan apa yang dia katakan"
"Saya yang selalu menyediakan telinga untuk dia"
"Itu belum seberapa, orang lain pun bisa melakukannya"
"Dia bilang ingin meringankan beban saya"
"Tapi kan kenyataannya tidak seperti itu"
"Dia juga bilang kalo ingin selalu ada saat saya merasa sedih"
"Kenyataannya dia tak pernah ada kan?"
"Dia yang selalu lebih dulu bilang sayang"
"Mungkin kamu yang salah mengerti"
"Kenapa dia harus pergi?"
"Karena kamu tidak berjodoh dengannya"



buat jeng seriiii.....

Tuesday, April 18, 2006

Kebiasaan buruk saat jam istirahat

Karyawan adalah orang yang berkarya di suatu tempat (menurut saya sih, ga tau deh kalo menurut orang lain). Biasanya karyawan itu punya jam kerja yang kurang lebih sama setiap harinya, dari jam 08.00-16.00 atau nine to five bagi sebagian yang lain.

Bagi karyawan, biasanya jam-jam 10 atau 11 itu mulai dilanda penyakit kebosanan dan keletihan. Ditandai dengan mata mulai berat (ngantuk maksudnya), pundak berasa berat, duduk ga enak, berdiri juga ga kuat (ini sih mendramatisir banget ya!!), yah pokoknya dijamin berpengaruh besar terhadap kinerja.

Makanya seneng bangeddd kalo dah dengar azan zuhur. Tepat banget deh azan jam segitu...pada saat tubuh berada di puncak keletihan, Allah ngasi kita kesempatan untuk memulihkan kondisi tubuh melalui mekanisme yang namanya salat. Ada tuh buku tentang manfaat gerakan salat, dilihat dari segi kesehatan.

Menjelang jam satu biasanya ngariung ma teman2, dan kalo serombongan cewe2 dah ngumpul, apalagi yang dilakuin selain gegosipan. Biasanya sih temanya ga jauh dari gosip2 terkini, cowo, teman kerja, bahkan sampe yang ga bakalan abis kalo diomongin, which is: the big bozz. Kaya kejadian tadi siang, lagi asyik ngerumpiin kerjaan, eh tak disangka tak dinyana, big bozz lewat. HUAH!! Mana pintu ruangan terbuka lagi. Langsung deh nyolek jeng fe......soalnya suara kita kan sopran tuh (maksudnya kenceng gitu!). Suasana langsung jadi hening, mulai deh ngingat2 tadi abis ngomongin apa aja ya. Big bozz kan kalo jalan, suka ga kedengaran gitu, tau2 dah muncul aja di ruangan. Pas jam kerja juga gitu, sering inspeksi ngedadak. Makanya beruntunglah yang komputernya menghadap pintu (seperti saya). Jadi kalo liat babe buka pintu, bisa langsung ditutup semua yang ga ada hubungannya sama kerjaan.

Tips aman di tempat kerja:
1. Berhatilah-hatilah kalo mau ngegosip di ruangan. Pastikan pintu dah ketutup dan ga ada mata2. Baiknya sih memang hindari bergosip, karena gosip itu kan ghibah. Jika berita itu bohong berarti fitnah dan jika benar, maka itulah yang disebut ghibah.

2. Hadapkan monitor ke arah pintu masuk, jadi bisa mengambil tindakan antisipasi menyangkut siapa pun yang masuk ruangan.

3. Manfaatkan waktu istirahat untuk membaca komik Conan, dijamin bakalan jadi seger lagi..........

Monday, April 17, 2006

Detective Conan

Satu-satunya serial komik Jepang yang aku suka ya...DETECTIVE CONAN. Ceritanya menarik, merangsang otak untuk berpikir, dan seringkali sampai satu halaman sebelum cerita itu habis pun, aku masih belum bisa nebak misteri cerita yang bersangkutan. Seru deh kalo lagi baca CONAN, kadang karena nama-nama tokohnya adalah nama-nama Jepang, jadi suka balik lagi ke halaman awal untuk sekadar refresh tentang suatu tokoh.

Komik ini ga pernah ngebosenin, biar udah dibaca berulang-ulang kali. Bahkan masih suka ga ngeh aja siapa penjahatnya, padahal itu sudah ngebaca untuk kali yang ke sekian. Walaupun sekarang dah beragam formatnya, bahkan sampai yang 3 dimensi segala, aku mah masih tetep setia sama seri lama. Kalo ga salah sih serial lama itu dah nyampe nomor 44 (aku belum beli yang ini, belum sempet ke toko buku!).





Tuesday, April 11, 2006

Salah satu perempuan hebat yang saya kenal

Perempuan itu adalah seorang yang sangat hebat. Saya sudah mengenalnya selama hampir 26 tahun. Pada usianya yang ke-46, suaminya mendapatkan serangan stroke yang karena sudah berulang mengakibatkan kelumpuhan permanen dan kesulitan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Sejak saat itu, hampir bisa dipastikan ia tidak pernah pergi ke mana pun selain bekerja dan menjadi perawat setia bagi suaminya. Setiap jam 12 siang, setelah mengajar di sebuah sekolah dasar, ia langsung bergegas pulang dan menyiapkan nasi tim untuk suaminya. Menunggu masakan itu matang, ia salat dan berlama-lama menadahkan tangan memohon kesembuhan bagi suaminya.

Seringkali baru menjelang asar, ia makan siang. Tidak pernah ada waktu senggang, karena setelah waktu asar biasanya adalah jadwal menemani suaminya di teras rumah atau berjalan-jalan di sekitar rumah dengan kursi roda. Ataupun melatih kaki dan tangan suaminya agar tidak kaku.

Malam hari pun ia terkadang tidak bisa tidur dengan nyenyak. Susah untuk diceritakan, tapi bayangkanlah ada anggota keluarga kita yang sakit, pasti tidak ada yang bisa tidur dengan nyenyak.

Ia selalu bangun malam untuk salat tahajud. Setelah subuh pun tidak ada waktu luang karena ia harus menyiapkan bubur untuk suaminya dan sarapan untuk anak-anaknya. Jam 7 pagi ia berangkat mengajar dan pulang jam 12 siang tepat.

Dahulu, sebelum suaminya sakit, ia selalu menjadi makmum salat bagi suaminya. Kini, peran itu berganti, ialah yang menjadi imam salat bagi anak-anaknya bila anak laki2nya tidak ada di rumah.

Awal suaminya sakit, itu adalah tahun pertama anak sulungnya kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Disusul oleh anak keduanya pada tahun berikutnya, dan si bungsu 4 tahun kemudian. Kebutuhan rumah tangga, biaya kuliah, plus biaya perawatan sang suami, tidak bisa dikatakan sebagai jumlah yang sedikit. Tapi perempuan itu tak pernah mengeluh, bahkan anak-anaknya pun tidak merasakan perubahan finansial yang drastis dibanding ketika sang suami masih eksis bekerja. Mungkin perempuan itu sangat terampil menyembunyikan segala beban hidupnya, atau anak-anaknya yang terlalu "cuek"...entahlah.

Hampir tidak ada ritme kehidupan yang berubah. Setiap habis magrib, kebiasaan tadarus masih terus berlanjut. Kebiasaan sowan ke saudara juga masih berlanjut, walaupun tidak full team seperti dulu karena sang ibu pasti lebih memilih menunggui sang suami di rumah. Yang berbeda adalah rumah keluarga itu menjadi lebih sering dikunjungi oleh sanak saudara ataupun rekan-rekan kerja perempuan itu dan suaminya.

Akhirnya, saat itu tiba. Pada usianya yang ke-54, perempuan itu kehilangan suaminya untuk selama-lamanya. Tidak ada tangis histeris ataupun ratapan, hanya ada sedikit air mata ketika jenazah suaminya mulai ditimbun di liang lahat.

Kini, di usianya yang ke-56, kehidupan terus berjalan. Perempuan itu telah berhasil menghantarkan ketiga anaknya mencapai gelar sarjana. Dan ia tetap rajin mengingatkan anak-anaknya untuk ziarah ke makam sang kepala keluarga, tetap menjadi imam salat bagi anak-anaknya, dan masih terus mengabdikan diri sebagai pendidik. Kalau ada yang berubah, adalah kesehatannya yang cenderung menurun. Darah tinggi-nya sering kumat, sering pusing-pusing, dan gampang capek.

Perempuan itu adalah seorang yang sangat hebat. Saya sudah mengenalnya selama hampir 26 tahun. Perempuan itu...adalah yang sampai saat ini masih setia mengirimkan SMS, mengingatkan saya untuk makan siang. Ya.....that's MY MUM.



Untuk Ibu, orang yang sangat saya cintai dan berarti untuk hidup saya, walaupun terkadang seperti ada jurang di antara kita...Yang pasti adalah I LUV U MUM...

Saturday, April 8, 2006

Aku siap sakit hati

Judul di atas diambil dari sebuah lagu Indonesia, yang saya sendiri tidak tahu siapa penyanyinya, cuma pernah dengar seorang penyiar menyebutkan judul lagu tersebut di radio.

Judul itu menyiratkan sebuah kesiapan menghadapi hal terburuk sekalipun dari suatu peristiwa atau keadaan. Apa sih arti sakit hati? Saya beranggapan sakit hati adalah suatu rasa yang kita rasakan ketika ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Orang bijak mengatakan hope for the best, prepare for the worst. Dalam hidup, kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan harapkan. Seringkali jauh panggang dari api, apa yang kita inginkan tidak selaras dengan kenyataan yang terjadi.

Dulu ketika ayah saya sakit, ternyata....saya siap menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun. Dan saya sadar, dalam masalah ini baik buruknya bukan dilihat dari kaca mata manusia tapi pure dari Pemilik manusia.

Sakit hati tidak dilarang, itu adalah sebuah hal yang wajar. Menjadi tidak wajar ketika rasa itu dirasakan secara berlebihan sehingga memengaruhi cara pandang serta aktivitas kita.

Sakit hati bisa melanda siapa saja. Dari anak kecil sampai orang dewasa, dari yang suka bantu-bantu di rumah sampai kepala keluarga, dari warga negara sampai presiden, dll. Yang masih hangat sih, tentang sakit hatinya kita terhadap penerbitan kartun SBY oleh media Australia, yang akhirnya mengusik rasa ke-Indonesia-an kita.


Friday, April 7, 2006

It's not that easy

Ternyata ga mudah ya ngebangun mood supaya bisa nulis lagi...
Hiks....hiks....

Monday, April 3, 2006

Menulis...

Dahulu kala saya termasuk orang yang rajin menulis. Sejak kuliah semester 2 sampai lulus, sudah banyak banget deh tulisan saya. Sebagian besar sih berupa buku (diary) dan lembaran-lembaran kertas yang bersambung. Isinya sih standar lah, seperti yang juga sering ditulis orang, tentang kegiatan seharian, apa yang lagi dirasain, yah pokoknya segala macam ada di situ.

Keterbatasan ingatan manusia membuat lembaran-lembaran tulisan itu jadi bermanfaat, minimal untuk saya. Kadang, suka terkaget-kaget sendiri baca tulisan yang ditulis di masa silam. "Hah, kok bisa sih nulis kaya gini!", "Kok bisa sih ngerasa seperti itu!!", biasanya komentar-komentar seperti ini sih yang tercetus saat baca tulisan-tulisan itu lagi.

Dulu, menulis berlembar-lembar ga pernah jadi masalah bagi saya. Entah ya, tulisan itu mengalir begitu saja. Dan hal-hal yang paling pribadi pun bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Salah satu alasannya mungkin, karena saya tidak termasuk orang yang terbuka. Bagi saya, aneh aja kalo harus curhat ke orang lain tentang apa yang saya rasain. Sehingga apa yang saya pikirkan, yang rasa rasakan, semuanya bertumpuk di kepala saya menunggu untuk dikeluarkan. Lewat media tulisan lah saya bisa "mengosongkan" isi kepala saya.

Saya memang tidak bisa dan biasa bercerita kepada orang lain secara lisan, tapi saya termasuk seorang pendengar yang baik. Bahkan, sampai sekarang pun saat sudah bekerja, masih ada saja orang-orang yang mempercayakan telinga saya untuk mendengarkan cerita-cerita atau masalah mereka. Padahal, terkadang saya juga tidak memberikan solusi apa pun atas permasalahan mereka, hanya to' mendengar. Tapi menurut mereka, itu sudah cukup karena mereka hanya butuh didengarkan.

Setiap kali membaca tulisan yang telah lalu selalu menghadirkan sensasi yang sama, seperti saat membuat tulisan itu. Mungkin itu juga sebabnya kenapa saya akhirnya menghancurkan tulisan-tulisan itu menjadi serpihan, karena saya ga mau lagi merasakan sensasi yang sama.


Mencoba untuk menulis lagi dan semoga dengan sensasi yang jauh berbeda